Jika Kamu Tiba2 Merasa Sedih

Dahulu ada seorang anak usia 10 tahun yang hidup penuh kegembiraan sejak kecil sebagai penggembala kambing di tengah kampung yang jauh dari kota.

Hari itu tiba2 ada kabar dari kepala desa bahwa anaknya akan pulang hari ini setelah 9 tahun kuliah di kota besar hingga mendapatkan gelar S2. Seluruh desa menyambutnya dengan penuh penasaran dan rasa “bangga” (mungkin).

Singkatnya anak kepala desa itu berpidato dengan ucapan “belajarlah kalian di kota-kota besar, kejar impian kalian, dan berbahagialah dengan menjadi orang yang sukses. Jangan hanya diam di kampung ini dan menjad orang yang tidak berpendidikan.

Seketika anak usia 10 tahun merasa dirinya tidak berpendidikan, banyak kekurangan, dan merasa sedih. Pikirannya tertutupi, pandangannya terhalang, hatinya terlupakan oleh kebahagiaan yang ia miliki selama ini.

Ia tidak mengingat kebahagiaan membangun sebuah rumah sederhana bersama ayah, kakak, dan adiknya bersama dan dapat selesai selama 3 bulan. Sedangkan pemuda S2 dikota tersebut harus menyelesaikan cicilan rumah selama 30 tahun.

Ia lupa ketika setiap hari berbagi tugas untuk memasak dengan ibu, kakak, dan adiknya sambil bercanda dan menyuapi sepotong jambu biji yang manis dan gurih. Sedangkan pemuda tersebut minum jus yang di campur susu krimer (gula) dan gula (lagi) pasir yang diantarkan ojol sendirian di kosan sepetak.

Ia belum sadar bahwa selama ini ia sudah bahagia sedari kecil berjuang dan belajar bersama keluarganya tentang semua ilmu memasak, membangun rumah, pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, sedangkan pemuda tersebut harus menunggu selama 9 tahun lamanya jauh dari keluarga untuk selanjutnya bisa mempraktekannya di dunia nyata yang sudah pasti tidak sesuai dengan semua yang dikatakan dosennya.

Cerita ini bukan tentang membandingkan anak di desa dengan pemudia di kota. Bukan sedang membahas salah benar antara anak yang tidak sekolah formal vs. S2. Tapi..

Fokusnya adalah:

  1. Hati2 dalam berkata. Seperti pemuda itu yang mengatakan kalimat kosong bahkan penuh dampak negatif
  2. Bandingkan diri sendiri dengan diri sendiri, bukan orang lain
  3. Jangan lupa bahwa kita sudah bisa bahagia dengan keadaan kita sekarang. Nikmati prosesnya

Sekarang pejamkan mata ambil nafas yang dalam perlahan, ingat masa-masa sulit, indah, dan semua yang kamu miliki dan lalui hingga saat ini. Buka matamu dan lihat ke dalam cermin. Do you see? kamu sudah tumbuh jadi lebih kuat sekarang. Maka tersenyumlah kepadanya dan katakan “alhamdulillah, kamu amazing!”

Bahagia itu ada di dalam diri sendiri, bukan di hidup mereka (:

Share to ur friends~

Related Posts